Mahasiswa Bantu 5.000 Pohon
JEPARA- Sekitar 60 mahasiswa yang tergabung dalam Silaturahmi Mahasiswa Jepara di Jakarta (Simaharaja), kemarin mengadakan dialog seputar masalah kehutanan di pendapa kabupaten. Dalam kesempatan itu mereka membantu 5.000 bibit pohon untuk ditanam di lahan kritis di Jepara.
Abdul Aziz, ketua Simaharaja mengatakan, mahasiswa Jepara yang menjalankan studi di Jakarta mengaku prihatin dengan kondisi hutan yang ada di Jepara.
Pemberitaan - pemberitaan mengenai banjir yang melanda Kota Ukir beberapa waktu lalu membuat ia dan rekan-rekannya dari perguruan tinggi di Jakarta terpanggil untuk melakukan aksi penghijauan melalui program penanaman pohon di sejumlah tempat di Jepara.
''Sebenarnya program penghijauan ini kami rencanakan tahun lalu (2004), namun karena kendala teknis baru terlaksana tahun ini,'' kata Abdul Aziz.
Ditambahkan, bersama rekan-rekannya melalui berbagai forum diskusi ia menyadari, bumi Jepara menjadi korban ulah tangan-tangan tak bertanggungjawab yang melakukan penebangan secara liar pada tahun 1996/1997 lalu.
Baginya, tidak ada solusi lain kecuali semua unsur masyarakat peduli masalah kehutanan, di antaranya dengan melakukan aksi penanaman. Selain itu, kesadaran tinggi dari masyarakat untuk tidak menebang pohon yang telah ditanam sebelum jatuh masa penebangan.
''Program penghijauan ini tidak akan berhasil jika hanya sebatas menanam. Hendaknya siapapun yang menebang pohon harus mengedepankan aspek kelayakan,'' katanya.
Dalam kesempatan kemarin hadir juga Asisten Deputi Urusan Masyarakat Pedesaan, Tradisional, dan Adat Kementerian Lingkungan Hidup Subroto Sapeni, Bupati Jepara Drs H Hendro Martojo MM, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Drs Sutarto MM, dan perwakilan dari desa-desa pelaku program penghijauan.
Sutarto menyambut baik bantuan oleh mahasiswa tersebut yang dianggap memiliki kepedulian terhadap lingkungan Jepara. Menurut rencana 5.000 bibit pohon petai, durian, rambutan, mahoni, dan apokat itu akan ditanam di dua desa, yaitu Desa Somosari, Kecamatan Batealit dan Desa Kunir, Kecamatan Keling. ''Penanaman akan dilakukan hari ini (kemarin),'' katanya. (mds-15)
JEPARA- Sekitar 60 mahasiswa yang tergabung dalam Silaturahmi Mahasiswa Jepara di Jakarta (Simaharaja), kemarin mengadakan dialog seputar masalah kehutanan di pendapa kabupaten. Dalam kesempatan itu mereka membantu 5.000 bibit pohon untuk ditanam di lahan kritis di Jepara.
Abdul Aziz, ketua Simaharaja mengatakan, mahasiswa Jepara yang menjalankan studi di Jakarta mengaku prihatin dengan kondisi hutan yang ada di Jepara.
Pemberitaan - pemberitaan mengenai banjir yang melanda Kota Ukir beberapa waktu lalu membuat ia dan rekan-rekannya dari perguruan tinggi di Jakarta terpanggil untuk melakukan aksi penghijauan melalui program penanaman pohon di sejumlah tempat di Jepara.
''Sebenarnya program penghijauan ini kami rencanakan tahun lalu (2004), namun karena kendala teknis baru terlaksana tahun ini,'' kata Abdul Aziz.
Ditambahkan, bersama rekan-rekannya melalui berbagai forum diskusi ia menyadari, bumi Jepara menjadi korban ulah tangan-tangan tak bertanggungjawab yang melakukan penebangan secara liar pada tahun 1996/1997 lalu.
Baginya, tidak ada solusi lain kecuali semua unsur masyarakat peduli masalah kehutanan, di antaranya dengan melakukan aksi penanaman. Selain itu, kesadaran tinggi dari masyarakat untuk tidak menebang pohon yang telah ditanam sebelum jatuh masa penebangan.
''Program penghijauan ini tidak akan berhasil jika hanya sebatas menanam. Hendaknya siapapun yang menebang pohon harus mengedepankan aspek kelayakan,'' katanya.
Dalam kesempatan kemarin hadir juga Asisten Deputi Urusan Masyarakat Pedesaan, Tradisional, dan Adat Kementerian Lingkungan Hidup Subroto Sapeni, Bupati Jepara Drs H Hendro Martojo MM, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Drs Sutarto MM, dan perwakilan dari desa-desa pelaku program penghijauan.
Sutarto menyambut baik bantuan oleh mahasiswa tersebut yang dianggap memiliki kepedulian terhadap lingkungan Jepara. Menurut rencana 5.000 bibit pohon petai, durian, rambutan, mahoni, dan apokat itu akan ditanam di dua desa, yaitu Desa Somosari, Kecamatan Batealit dan Desa Kunir, Kecamatan Keling. ''Penanaman akan dilakukan hari ini (kemarin),'' katanya. (mds-15)
Comments